Jumat, 27 Maret 2009

Menjadi Muslimah Tangguh

. Jumat, 27 Maret 2009

Saat ini ada 2 fenomena yang sangat menyedihkan, yaitu: para suami meremahkan kedudukan istri sehingga sama sekali tak berperan dalam rumahtangganya dan para suami yang kebablasan (mereka menyerahkan kendali keluarga kepada para istri dan akhirnya istri menjadi tuan dalam rumah tangga).

Seorang laki-laki yang tinggal dalam sebuah rumah tapi tidak punya kuasa, pendapat dan tidak pula bisa berbuat-apa-apa melainkan istrinya lah yang mengendalikan dan menguasainya. Bila demikian adanya, di sana ada ifrath (sikap melampaui batas) dan tafrith (sikap mengabaikan). Sementara yang diinginkan adalah al-amru al-wasath (perkara yang tengah-tengah).

Yaitu keseimbangan sebagaimana yang dibawa oleh Islam, yang dari sini kita harapkan muncul muslimah yang tangguh (muslimah yang seimbang yang selalu melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana ia menuntut hak-haknya. Bahkan, melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebelum menuntut hak-haknya).

Wanita dalam pandangan Islam adalah pokok. Mereka terjamin kebutuhannya dan tercukupi nafkahnya karena mereka selalu dalam tanggungan seorang laki-laki, baik bapaknya bila ia menjadi seorang anak, saudaranya bila ia seorang saudari, anak laki-lakinya bila ia seorang ibu, maupun suaminya bila ia sebagai seorang istri.

Mereka itu selalu mencukupi nafkah dan kebutuhannya sesuai dengan hukum dan undang-undang pernafkahan yang diatur syariat Islam. Tak seorang pun yang boleh menyelisihinya melainkan harus taat dan patuh terhadapnya.

Laki-laki merupakan bagian dari perempuan dan perempuan adalah bagian dari laki-laki. Maka tak pantas seorang perempuan ingin menjadi penentangnya. Muslimah tidak pantas bila berkeinginan menjadi pesain laki-laki, yang akan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kaum laki-laki dan akan memakai apa yang dipakai laki-laki.

Seorang laki-laki harus tetap menjadi laki-laki dengan keperkasaan dan kejantanannya. Dan seorang perempuan harus tetap menjadi perempuan dengan sejuta kehalusan dan kelembutannya.

Mereka (muslimah) bekerja dalam batas-batas yang telah disediakan dan ditentukan fitrah kewanitaannya, seperti: dokter, guru, perawat, bidan bagi kaumnya dll. Lebih baik lagi jika ada pertokoan yang menjual barang-barang khusus wanita, seperti: menjual pakaian dalam, pakaian renang untuk muslimah dll.

Jika hal ini berjalan dengan baik, maka sungguh indahnya dunia ini karena dipenuhi keharmonisan dan ketulusan cinta. Oleh karena itu, saya mengajak para muslimah untuk bisa mandiri dan cerdas agar menjadi muslimah yang unggul dan tangguh di lingkungannya tanpa melewati batas. Dan tak lupa saya juga mengajak para lelaki agar selalu memberi kehangatan dan ketulusan kasih sayang kepada istri dan anak-anaknya.


Sumber: http://www.wikimu.com

0 komentar:

Posting Komentar